Rabu, 04 Desember 2013

ANAK KUCING


           Minggu, 24 November 2013. Om Agung, kawan Bapak di Kantor datang ke Rumah untuk memberikan 3 buah anak kucing miliknya kepada kami. Ya, memang Om Agung ini adalah penyayang binatang. Terutama kucing. Tak heran kalau di rumahnya banyak sekali kucing. Karena saking banyaknya, 3 anak kucing itu diberikan ke kami. Supaya di urus.
Om Agung menurunkan sekotak kardus dari jok motornya. 
              "Nih, kucingnya ada tiga. Dua cowok. Satu cewek. Di urus ya. Mandiin aja nanti pakai shampo. jangan lupa kasih makan." Ujar Om Agung seraya membuka solatip kotak kardusnya dan mengeluarkan apa yang ada di dalamnya. 
         Keluarlah tiga anak kucing. Umurnya sekitar 2 bulan. Masih sangat lucu dan lugu. Ketiganya mengeong, dan langsung bermain kejar-kejaran dengan sesamanya setelah dikeluarkan dari kotak kardus. 
            " Oke, Om." Kataku terseyum sambil melihat piaraan baru ini berkeliaran.

             Aku dan kedua adikku sepakat menamainya Poci, Popoh dan Poki. Popoh dan Poki termasuk kategori kucing kampung biasa tapi mereka anak kucing yang lucu dan gesit. Sedang Poci adalah jenis kucing blasteran Persia. Dilihat dari kualitas bulu, kucing blasteran ini tak diragukan lagi bulunya. Lebat dan halus. Ia juga lucu, gesit dan paling menggemaskan diantara yang lainnya.
         Popoh adalah kucing betina satu-satunya dan paling manja diantara yang lain. Kesukaannya minta pangku sama majikannya untuk alas tidur. Kalau ada suara petir, Popoh langsung lari masuk ke dalam rumah. Berlindung di bawah kursi ruang tamu. Hmm Ya dia memang kucing penakut.
            Poki adalah kucing yang paling rakus kalau soal makanan.Dia adalah kucing paling gesit berlari. Dia pernah sempat hilang 3 hari. Tapi kemudian aku  berhasil menemukannya. Dengan badan setengah kotor oleh cairan hitam nan bau dari selokan. Ternyata ia habis tercebur.
          Sedangkan Poci. Dia adalah kucing  favoritku. Karena Poci kucing yang paling penurut, tidak pernah mencakar, dan senang sekali bercanda. Minggu lalu Poci sakit. Ia muntah. Muntahannya berisi makanan yang ia makan bersama cacing-cacing setipis benang yang menggeliat keluar dari mulutnya. Memang menjijikan sekali. Tapi aku ngilu melihat Poci sakit begitu. Khawatir dengan kondisinya, Poci langsung ku suapi combantrine sirup rasa jeruk yang kubeli sebelumnya dari Toko Obat. Meskipun itu obat cacing untuk anak manusia Tapi aku berharap semoga keampuhannya juga bisa mengobati anak kucing yang sedang cacingan. Keesokan harinya, Poci mau makan dan tak muntah lagi. Aku lega, ku pikir dia sudah sembuh, aku sangat khawatir dengan Poci, Ia adalah kucing yang paling lemah diantara yang lain. Dia  sangat ringkih dan  paling sering sakit.
          Tapi sore ini, mataku sembab, habis menangis... Adikku, Dwi mewartakan berita duka lewat SMS bahwa Poci kucing kesayangan kami tewas di depan rumah karena tertabrak motor. Ia menjadi korban tabrak lari. Sungguh aku mengutuk siapapun orang yang menabraknya. Meskipun ia hanya sekedar anak kucing, tetapi juga patut dikubur dengan layak. Selamat tinggal Poci. Aku pasti sangat merindumu.
Ini Foto Poci



2 komentar:

Powered By Blogger