Sabtu, 31 Maret 2012

TERLANTAR

Hidup mandiri kadang terlantar

Tahan lapar badan gemetar semoga tidak tepar

Uang kosan belum dibayar

Tagihan hutang terus beredar

Uang saku tidak sejajar

Ada lelah yang mencakar,

Ada pula sabar yang mengakar meski sedikit sukar

Oh, Tuhan Yang Maha Besar

Hidup memang kadang vulgar bahkan sampai kurang ajar

Tapi aku akan terus belajar

Untuk menggapai cita-citaku entar

Menjadi orang yang besar 

Bukan malah menjadi pemain gitar atau penari latar


========
31012012
Eka Sari Handayani

SEBUAH TANYA

Akhirnya semua akan tiba pada pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui.
Apakah kau masih berbicara selembut dahulu
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku.
(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih,lembah Mandalawangi.
kau dan aku tegak berdiri melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
Apakah kau masih membelaiku selembut dahulu
ketika kudekap kau dekaplah lebih mesra,
lebih dekat.
(lampu-lampu berkedipan di Jakarta yang sepi
kota kita berdua, yang tau dan terlena dalam mimpinya
kau dan aku berbicara tanpa kata, tanpa suara
ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)
apakah kau masih akan berkata
kudengar derap jantungmu
kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta
(haripun menjadi malam kulihat semuanya menjadi muram
wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara
dalam bahasa yang tidak kita mengerti
seperti kabut pagi itu)
manisku, aku akan jalan terus membawa kenangan-kenangan
dan harapan-harapan bersama hidup yang begitu biru.

Selasa, 1 April 1969

Soe Hok Gie
Powered By Blogger