Aku
hampir lupa sejak kapan aku bercita-cita menjadi seorang guru? Kalau tidak
keliru ketika aku duduk di bangku SMP (Sekolah Menegah Pertama), aku ingin jadi
guru apa saja. Guru silat pun boleh. Alasannya cukup jelas waktu itu bagiku,
aku ingin cari kerja yang tidak mendekati kemungkinan menganggur. Simplenya aku
tidak pernah lihat ada seorang guru atau sarjana pendidikan menganggur,
kebanyakan adalah sarjana ekonomi
manajemen atau hukum. Ketika SMA (Sekolah Menengah Atas), cita-citaku tak
berubah. Justru alasan mengapa aku memilih menjadi guru semakin kuat
misalnya aku jadi berpikir menjadi seorang guru itu santai. Kerjanya gak kayak
bapak di Kantor pulang sore. Menjadi guru bisa pulang siang, dan dilanjut tidur
siang. Dengan begitu menjadi guru menurutku adalah profesi ideal bagi
perempuan. Karena masih punya waktu untuk mengurus rumah tangga dan anak ketika
sudah menikah. Hehe.
Akhirnya
Tuhan membukakan jalan untukku menjadi seorang guru. Aku akhirnya lolos tes
SPMB masuk Perguruan Tinggi Negeri di UNJ (Universitas Negeri Jakarta) dengan
jurusan yang aku ambil adalah Pendidikan Sejarah pada tahun 2010. Ternyata di
kampus, aku memang benar-benar menemukan passion-ku
di bidang pendidikan. Ya, makin aku menyadari betapa aku gemar mengajar. Karena aku lebih senang
berkerja dihadapan manusia. Daripada harus berkutat dengan benda mati seperti
menginput data di laptop. Ah, bagiku itu adalah kerjaan paling membosankan.
Bagiku mengajar murid itu menyenangkan meskipun terkadang murid membuat kesal
dengan ulahnya yang gaduh, malas dan tidak tertib. Namun atmosfer kelas, berinteraksi dengan murid adalah yang kurindukan. Bagiku, hal itu dinamis dan
berubah-ubah. Karena aku yakin murid-muridku hari ini akan selalu berkembang
lebih baik di kelas pada pertemuan minggu depan, bulan depan dan seterusnya. Dan
pertemuan dengan murid di kelas yang akan datang akan selalu membuat penasaran
ada kejutan apa. Apakah si Jihan akan pandai menganalisis peristiwa sejarah
seperti minggu lalu? Apakah Sania akan selalu mengeluarkan banyak pertanyaan
yang membuat gurunya agak kerepotan? Akankah Jerry bangun dari tidurnya untuk
menyimak pelajaran hari ini? Akankah Wais dan Agung melontarkan lelucon cerdas lagi
dan membuat seisi kelas terbahak-bahak. Begitulah. Selalu membuat penasaran.
Kini
aku sudah berprofesi menjadi guru sejarah di SMK Negeri 6 Kabupaten Tangerang. Tapi
cita-citaku itu masih terus ku kejar. Kini
cita-citaku tak hanya menjadi seorang guru saja. Tapi menjadi guru professional
yang menginspirasi bagi banyak orang. Intinya menjadi guru yang spesial untuk
Ibu Pertiwi.“ Menjadi guru bukanlah pengorbanan, tetapi sebuah kehormatan” .Sebagai
quote penutup dari Anies Baswedan untuk tulisanku hari ini.
Selamat
Hari Guru Nasional. Semoga Guru diseluruh Indonesia senantiasa sehat dan
semangat menjadi guru yang menginspirasi.
Dan ini salah satu gambar kelasku.
Dan ini salah satu gambar kelasku.